Minggu, 14 Maret 1999

Kasus Ambon, Muslim Yogya Takkan Balas Dendam

Ambon di Yogya

KASUS AMBON, MUSLIM YOGYA TAKKAN BALAS DENDAM
Kiai Gringsing

(Sumber: http://www.kr.co.id/utama1/utama-130399)
Saturday, 13 Maret 1999 06:03:03 -0500
 
Pernyataan Para Tokoh  Menggelisahkan
 
 
            JAKARTA (KR) - Tragedi dan kerusuhan Ambon yang telah memasuki hari ke-52 semakin mengundang keprihatinan dari berbagai kalangan, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pemuda dan mahasiswa, lembaga sosial, LSM dan sebagainya. Para tokoh masyarakat Maluku menyayangkan pernyataan yang disampaikan tokoh nasional di Jakarta mengenai persoalan di Ambon.
            Mereka mengingatkan persoalan Ambon agar diserahkan sepenuhnya kepada
para pemimpin dan tokoh setempat. ”Pernyataan tokoh nasional di Jakarta membuat masyarakat di daerah gelisah dan malah bingung,” tegas H Abdul Fatah Syah Doa, Ketua DPRD Maluku, menjawab pertanyaan wartawan seusai bertemu Presiden BJ Habibie di Istana Merdeka, Jumat (12/3).
            H Abdul Fatah tanpa menyebut siapa tokoh nasional itu, menyatakan tidak menampik niat baik tokoh nasional di pusat. Hanya saja, pihaknyalah yang sebenarnya mengetahui perilaku dan kebiasaan masyarakat setempat. Jika para tokoh nasional ingin membantu, disarankan agar menyalurkan saja kepada Pemda dan tokoh masyarakat setempat.
            Pada kesempatan itu ketua DPRD Maluku itu membantah pernyataan Gus Dur tentang kesalahan Gubernur Maluku dalam penempatan sejumlah pegawai di lingkungan Pemda Maluku yang berbau SARA. ”Tidak betul itu. Setiap penempatan pegawai dilakukan sesuai dengan ketentuan dan aturan kepegawaian yang berlaku,” katanya.
            Di Yogya ribuan umat Islam Yogya, Jumat (12/3) sore dengan khusyu melaksanakan salat Ghaib untuk muslim korban kerusuhan Ambon di Alun-alun Utara. Salat Ghaib dilaksanakan usai salat Asar dengan imam H Muhammad Muqoddas Lc MA. Kegiatan yang dilakukan Aksi Solidaritas Peduli Muslim Ambon (Assalam) digalang Partai Persatuan Pembangunan  (PPP), Partai Keadilan (PK) dan Partai Bulan Bintang (PBB) DIY.
 
Diseling Takbir
            Peserta acara religi mulai berdatangan sejak pukul 14.00 baik dengan  sepeda motor maupun diangkut kendaraan besar. Sambil melantunkan  salawat mereka memasuki Alun-alun Utara dengan tertib. Begitu  terdengar seruan azan Asar langsung melaksanakan salat Asar berjamaah  dan dilanjutkan salat Ghaib. Usai  ibadah dan kesaksian korban  kerusuhan pertama di Ambon, dilakukan orasi oleh Drs H Mustafa Kamal Pasha BEd (PBB), dr Fauzi AR (PPP) dan H Cholid Mahmud ST (PK).
             Dalam orasinya yang diselingi takbir, ketiganya sepakat tidak akan  melakukan aksi balas dendam dengan pemusnahan gereja atau rumah ibadah  yang lain. ”Di DIY hal itu tidak berlaku. Sekalipun umat Islam mampu  melakukannya, tidak akan ada pembakaran gereja, selama umat Nasrani  tidak mengusik kami. Allah melarang dan membenci umat-Nya merusak dan  membakar rumah-rumah ibadah,” kata dr Fauzi dan Cholid Machmud ST.
            Lebih jelas Cholid menyebut, umat Islam tidak harus membantai orang  lain. Mengutip Alquran, Cholid menandaskan, Allah tidak melarang umat  Islam untuk berbuat baik dan adil terhadap orang kafir, selama mereka tidak  memerangi Islam dan mengusir orang Islam dari rumah-rumahnya. Karena  itu, lanjutnya, kewajiban jihad berlaku di Ambon. Sebab, umat Islam di  sana sudah diperangi lantaran agamanya dan diusir dari rumah mereka  sendiri.
            Ketiga pimpinan OPP ini juga menegaskan, kasus Ambon jelas-jelas  persoalan agama. Karena itu, jangan ada pihak-pihak yang mencoba  menggesernya ke persoalan lain. ”Siapa yang mengalihkan dari isu  agama, dia munafik,” tegas Mustafa Kamal.