Minggu, 17 April 2022

H. CHOLID MAHMUD: PEMUDA PENENTU WAJAH MASA DEPAN BANGSANYA

 

“Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan pemudanyaMereka yang akan menentukan wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala kontes kehidupan.  Jika pemuda dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka sangat disayangkan nasib bangsa itu nantinya. Oleh karena itu,  para pemuda kader bangsa harus diberi pendidikan dan pembinaan secara saksama,  baik di lingkungan sekolah, di jaringan komunitas pergaulannya, maupun di lingkungan keluarganya sendiri.”


       Demikian diungkapkan Anggota MPR RI dari DIY, H.  Cholid Mahmud dalam sambutanpembuka kegiatana Sosialisasi Tata Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Ruang Serbaguna, Gedung Kantor DPD RI DIY, Jalan Kusumanegara 133, Kota Yogyakarta pada Sabtu, 16 April 2022 sore. Kegiatan yang diikuti perwakilan pemuda dan tokoh masyarakat Kota Yogyakarta dan sekitarnya ini juga menghadirkan Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. H. Heroe Poerwadi, M.A. sebagai narasumber.

 

Cholid juga mengingatkan pendidikan dan pembinaan adalah kunci dan solusi terhapan permasalahan generasi mud akita. Jangan sampai pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak memberi perhatikan yang serius terhadap masa depan pemudanya. Apalagi hanya mementingkan kepentingan pribadi pengelola dan golongannya saja. Artinya, diperlukan pendidikan dan pembinaan yang menyeluruh dari pendidikan keimanan, pendidikan akhlaq, Pendidikan intelektual, pendidikan kejiwaan (psikologi), pendidikan kepribadian sampai pendidikan politik kebangsaan. “Tanpa adanya peranan besar generasi muda pemuda Indonesia maka bangsa Indonesia sulit mengalami perubahan dan akan mudah pula kehilangan identitas. Peran pemuda semakin penting dan strategis mengingat  Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030-an,” kata Cholid.

 

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, penduduk usia produktif masih mendominasi. Persentase laki-laki dan perempuan di usia produktif (15-64 tahun) sekitar 67,6 persen. Sedangkan penduduk usia belum produktif hanya sekitar 26-27 persen. Inilah tantangan bagi Indoensia dalam menegakkan moral Pancasila di kalangan pemuda millenial dan zenial ini. Pemuda jaman now memiliki kekhasan tersendiri dan karakter yang lebih terbuka. Era informasi dan abad 21 ditandai dengan kelimpahan informasi yang tidak terbendung lingkupnya.  Kelimpahan informasi ini bisa menjadi keberkahan sekaligus potensi bencana bagi anak-anak muda kita,” tambahnya.

 

            Cholid juga menegaskan, di sinilah  peran Pancasila sebagai ideologi bangsa. Pancasila sebagai ideologi negara, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek etika/moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar negara, Pancasila dan konstitusi negara, Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945.

 

“Etika moral sosial budaya ini sekarang teruji dengan interaksi-interaksi yang semakin terbuka dan vulgar dengan kemajuan teknologi digital. PR kita adalah pemberi pebekalan yang memadai generasi muda, sehingga kemajuan teknologi digital itu diharapkan justru menguatkan nilai-nialai etika moral, dan bukan malah menggerus nilai-nilai adiluhung dan kepribadian luhur bangsa Indonesia.” tandasnya. (SH/MIS)