Jumat, 21 November 2008

1000 Tokoh Jogja Berkumpul Mendukung Cholid Mahmud



  Dilaporkan oleh: Fitra Hariadi

          Kebersamaan sekaligus silaturahim yang erat diantara 1000 Tokoh Jogja membuahkan semangat yang membahana guna membawa Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi propinsi yang mampu mengembangkan potensi diri yang selama ini belum optimal. Potensi bahari, potensi budaya, potensi sebagai pencetak generasi unggulan, serta potensi pertanian yang kini mulai terlupakan.
            Dari Ummat untuk semua, dari Jogja untuk Indonesia. Itulah semangat yang tercetus ketika Tokoh Jogja ini berkumpul untuk menyatukan pikiran beberapa waktu lalu di Wisma Barokah. Sebuah impian menjadikan Jogja sebagai komponen terdepan bangsa Indonesia dalam upaya membangun integritas bangsa di mata dunia. Silaturahim beberapa tokoh dengan misi yang sama ini akhirnya menyepakati adanya upaya menemukan seluruh tokoh Jogja untuk menyatakan dukungannya kepada H.Cholid Mahmud,ST.MT. sebagai calon anggota DPD-RI yang tidak lain merupakan sebuah bagian dari keseluruhan usaha mewujudkan Jogja menjadi daerah yang dinamis, berbudaya, agamis, dan sejahtera.
            Pertemuan seluruh tokoh Jogja yang telah disepakati ini dilangsungkan di Gedung Wana Bhakti Yasha pada hari Kamis, 20 November 2008. Silaturahim seluruh tokoh yang terhimpun dalam Deklarasi 1000 Tokoh Jogja untuk Mendukung Calon DPD-RI Ir.H.Cholid Mahmud, ST.MT dibuka pada jam 14.30 dan direncanakan akan selesai pukul 17.15. agenda yang juga akan dihadiri oleh DR.Hidayat Nur wahid, KH.Sunardi Sahuri, K.H.Thoha Andurahman, KH.Tulus Mustofa, dan beberapa tokoh lain selepas acara ini akan dengan sekuat tenaga memperluas dukungan tokoh dan da’i dari berbagai unsur organisasi masyarakat yang tersebar diseluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga mata rantai ini meluas dan mampu dipahami oleh masyarakat Jogja, sebagai sebuah harapan baru untuk meningkatkat kehidupan menjadi lebih baik.
            Kegiatan mendukung Pak Cholid sebagai calon Anggota DPD RI di selatan Mandala Krida ini akan dimeriahkan dengan Parade Kesenian Islam dari berbagai lembaga kesenian di Yogyakarta. Tidak berhenti disini, karena seluruh pendukung Cholid Mahmud telah menyiapkan terobosan untuk lebih menguatkan silaturahim mereka dengan membentuk komunitas pendukung Cholid melalui media Internet sehingga keseluruhan agenda bisa diakses dengan cepat dan mudah melalui cholidcomunity.blogspot.com. Keseluruhan pendukung Pak Cholid Mahmud yang terdiri dari berbagai lapisan baik pengusaha, buruh, da’i, akademisi, petani, guru, dan pedagang di penghujung acara akan menyerahkan sebuah prasasti berupa dokumen yang menjadi uneg-uneg mereka selama ini agar calon DPD, Pak Cholid Mahmud bersedia memperjuangkan dan mewujudkan seluruh aspirasi yang selama ini terpendam dan tak pernah tergali dari masyarakat Yogyakarta.

Sabtu, 01 November 2008

Sultan Sosok Yang Layak Dipinang PKS

Suara Parpol Pasti Terpengaruh karena Sosok Sultan Melekat dalam Masyarakat
(Kompas, Jumat, 31 Oktober 2008)


            Yogyakarta, Kompas - Meskipun tidak signifikan, pencalonan Raja Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X sebagai presiden dipastikan akan memengaruhi suara yang akan diraup oleh beberapa partai politik dari DI Yogyakarta.
            Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), misalnya menengarai akan terjadi pengurangan jumlah dukungan dalam jumlah kecil jika partai lain mengusung Sultan sebagai capres.
            Anggota Majelis Syura PKS Cholid Mahmud menyatakan pengurangan jumlah pendukung PKS akibat pencapresan Sultan dimungkinkan terjadi. "Persentasenya kecil dan belum mengkhawatirkan. Pemilih PKS termasuk yang paling loyal dengan angka migrasi paling kecil jika ditilik dari berbagai survei," tutur Cholid saat ditemui, Kamis (30/10).
            Ditemui terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI-P DIY Djuwarto mengaku harus mewaspadai penurunan perolehan suara partai. Hingga kini, PDI-P memperkirakan masih memiliki 600.000 konstituen yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di DIY. "Kami tidak takut, tetapi akan berupaya bekerja lebih keras lagi supaya konstituen tetap loyal," kata Djuwarto. Tak akan tergadaikan
            Partai politik tidak bisa memungkiri, sosok Sultan masih melekat di hati masyarakat Yogyakarta. Sebagian dari konstituen partai pasti ada yang berkeinginan agar Sultan menang dalam pemilihan umum atau pemilu presiden dan wakil presiden pada 2009 mendatang. Padahal, belum tentu partai politik yang dianutnya akan mengusung Sultan sebagai calon presiden.
            Menurut Djuwarto, PDI-P akan terus berjuang mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden. Kesetiaan PDI-P terhadap Megawati dipastikan tidak akan tergadaikan meskipun mayoritas konstituen PDI-P adalah pejuang keistimewaan Yogyakarta. DPD PDI-P DIY akan tetap tunduk pada hasil musyawarah nasional yang menetapkan Megawati sebagai calon presiden dari partai berlambang kepala banteng itu.
            Cholid menambahkan, PKS pun akan solid pada keputusan partai. Sejauh ini, PKS telah mengajukan delapan nama calon pemimpin nasional dari kader PKS yang akan dimajukan sebagai bakal calon presiden setelah pemilu legislatif bulan April 2009. "Akan tetapi, PKS masih terbuka dan siap berkoalisi dengan siapa pun. Semua tergantung hasil perolehan suara pemilu legislatif dan koalisi yang akan terbentuk," ucap Cholid.
            Figur Sultan, lanjut Cholid, memenuhi syarat sebagai salah satu sosok yang layak untuk dipinang PKS. Meski tidak sama persis, cara pandang Sultan seiring dengan platform PKS, antikorupsi, dan memiliki kompetensi profesional. PKS juga menyambut baik kesediaan Sultan untuk maju ke kancah nasional karena telah mengokohkan mekanisme demokrasi di Yogyakarta. (WKM)

Kamis, 15 Mei 2008

Buntut Sujangi Diganti

BUNTUT SUJANGI DIGANTI
Pimpinan Komisi D Terancam Dikocok Ulang
(Sumber: http://www.dprd-diy.go.id/, 14-05-2008)

           
            Pergantian antarwaktu (PAW) anggota dari Fraksi Amanat Nasional (FAN) DPRD DIY, Imam Sujangi berbuntut. Jabatan di sekretaris Komisi D lowong dan tidak bisa langsung diisi oleh penggantinya Dra Hj Marthia Adelheida. Karena berdasarkan Tata Tertib DPRD DIY, posisi pimpinan komisi dipilih oleh anggota.
            Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Cholid Mahmud kepada KR, Selasa (13/5) mengemukakan, sesuai Tatib maka posisi sekretaris komisi tidak bisa langsung digantikan. Karena itu, perlu dilakukan mekanisme pemilihan kembali untuk mengisi posisi sekretaris. Selain itu, di Komisi D terdapat persoalan kepemimpinan ketua fraksi, di mana ada yang de fakto dan ada yang de jure. ”Ini menunjukkan ketidakpastian kepemimpinan, sehingga sekalian saja semua posisi pimpinan komisi dikocok ulang. Siapa yang terpilih, diserahkan kepada anggota,” ujar Cholid.
            Setahun lalu, susunan komisi mengalami perombakan seiring dengan penyempitan jumlah komisi. Dalam pemilihan yang diwarnai dengan ‘perang’ antarkubu (kelompok fraksi FAN, PDIP, PKS) dengan kelompok fraksi PKB, Partai Golkar dan FPBD, menghasilkan susunan H Nasrullah Krisnam (ketua), Hj Ida Fatimah (wakil ketua) dan Imam Sujangi (sekretaris). Namun di tengah jalan, muncul mosi tidak percaya kepada ketua komisi, sehingga kepemimpinan komisi dipegang oleh Ida dan Imam.
            Menurut Cholid, dengan kekosongan sekretaris, maka semakin menyulitkan komisi D. Sehingga agar lebih solid ke depannya, maka akan lebih baik jika semua posisi dipilih oleh anggota. Pihaknya sendiri memang memiliki 2 anggota di Komisi D, yang memiliki hak untuk menduduki posisi pimpinan. ”Namun itu terserah anggota saja,” ujarnya. Terkait dengan pengisian jabatan sekretaris komisi, Ketua FAN, M Afnan Hadikusumo mengakui bahwa jabatan pimpinan komisi bukan ex officio. Namun demikian, pihaknya berharap agar jabatan sekretaris Komisi D kembali diisi oleh anggota dari FAN. ”Siapa yang duduk, terserah kepada anggota,” ujarnya.
            Afnan yakin, para anggota komisi memiliki kebersamaan yang kuat. Sehingga tetap mempertahankan unsur asal fraksi dari anggota yang diganti. Dengan demikian, tidak ada persoalan soal pengisian jabatan sekretaris komisi. (Jon)-f (Pat Nugraha (KR, 14/5)

Selasa, 25 Maret 2008

Ironis, Buta Aksara di DIY Ranking Ke-10

Kedaulatan Rakyat, 24/03/2008 09:24:08

            YOGYA (KR) - Berdasarkan data yang dikeluarkan Depdiknas, ternyata masih banyak masyarakat DIY yang buta aksara. Sebagai kota pendidikan sangat ironis bila DIY masuk peringkat ke-10 buta aksara di Indonesia. Data itu dikeluarkan Depdiknas pada Rembuk Nasional Pendidikan di Sawangan, Bogor, baru-baru ini. Untuk memberantas buta aksara itu, perguruan tinggi di DIY termasuk UNY bisa diajak bekerja sama. Hal itu diungkapkan Rektor UNY Prof Sugeng Mardiyono PhD, saat menerima kunjungan anggota dewan Propinsi DIY, di Ruang Rapat RKU, Rabu lalu.
            Kunjungan dipimpin Cholid Mahmud, diterima Rektor UNY didampingi rektor Pembantu Rektor III Prof Dr Herminarto Sofyan, para dekan, pembantu dekan dan Kadiv Humas Eksternal UNY. Kedatangan rombongan anggota DPRD DIY itu untuk menggali dan mendengar secara langsung persoalan-persoalan masyarakat khususnya bidang pendidikan. Cholid menjelaskan DPRD sebagai lembaga pembuat kebijakan perlu mendapat masukan dari masyarakat. Kampus dianggap sebagai komponen strategis dan dapat melihat secara lebih luas persoalan-persoalan kemasyarakatan yang ada.
            "Hal-hal yang perlu dibenahi akan diperjuangkan melalui kewenangan membuat policy. Bila lingkupnya nasional akan diteruskan ke DPR Pusat," jelasnya. Selain itu, lanjutnya, sehubungan dengan akan disahkannya APBD tahun 2008 pada Maret ini, Cholid berharap ada sinergi pos-pos pemberdayaan kemasyarakatan di pemerintah dengan kampus. Sehingga bisa lebih optimal untuk kemaslahatan masyarakat. Sedangkan Rektor UNY, menyatakan kegembiraannya atas kedatangan anggota dewan DIY, karena selama ini banyak yang ingin disampaikan, tetapi jaringan komunikasi dengan pihak-pihak terkait tidak berjalan mulus.
            Rektor menjelaskan tentang program-program yang sedang dilakukan UNY antara lain ISO-nisasi, pendirian Museum Pendidikan, perintisan pengolahan sampah, tertib kampus dan sebagainya. Selain itu juga meminta perhatian anggota dewan tentang Pelaksanaan Sertifikasi Guru, Pemberantasan Buta Aksara dan Sekolah Unggulan. Terkait dengan sertifikasi guru, rektor minta DPRD agar memikirkan nasib guru-guru yang belum lulus S1 (sarjana).
             Sedangkan yang sudah lulus S1 perlu ada semacam kontrol dan kendali sebagai guru yang disebut profesional. Rektor juga prihatin dengan masih banyaknya masyarakat DIY yang buta aksara. Demikian juga dengan persoalan guru-guru yang harus sekolah lagi, Rektor UNY menawarkan alumninya dapat dijadikan guru magang selagi guru kelasnya kuliah lagi. Sedangkan terkait dengan sekolah unggulan yang sangat sedikit, meminta perhatian anggota dewan untuk memikirkan bagaimana menambah dan memperluas sekolah lainnya agar jadi unggulan. (Ben)-o

Rabu, 19 Maret 2008

Kunjungan DPRD DIY ke UNY

KUNJUNGAN DPRD DIY KE UNY
Ditulis Oleh: Redaksi, 18 Maret 2008
(Sumber: http://www.uny.ac.id)


         Fraksi Partai Keadilan  Sejahtera Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Prop. DIY  dipimpin Ketua Fraksi, H. Cholid Mahmud berkunjung ke UNY, Rabu (12/3), diterima oleh Rektor UNY, Prof. Sugeng Mardiyono, PhD di Ruang Rapat RKU. Tampak hadir  PR3, Dekan FISE, FT, FIP, FMIPA, PD1 FBS dan Kadiv Humas Eksternal, Cholid Mahmud yang didampingi  Sekretaris Fraksi Arif Budiono, dan 4  anggota fraksi dari  Komisi A, komisi B, C dan D datang  ke UNY untuk menggali dan mendengar secara langsung persoalan-persoalan masyarakat  khususnya bidang pendidikan.
            Cholid Mahmud mengatakan DPRD sebagai badan yang menjalankan fungsi politik yaitu membuat policy/kebijakan perlu mendapat masukan masukan dari masyarakat. Kampus dianggap sebagai komponen yang strategis dan dapat melihat secara lebih luas persoalan-persoalan kemasyarakatan yang ada. Hal-hal yang perlu dibenahi akan diperjuangkan melalui kewenangan membuat policy . Bila lingkupnya nasional akan diteruskan ke DPR Pusat. Selain itu, sehubungan dengan akan disahkannya APBD tahun 2008  pada Maret ini, Mahmud berharap ada sinergi pos-pos pemberdayaan kemasyaratan  di pemerintah dengan kampus sehingga bisa lebih optimal untuk kemaslahatan masyarakat.
            Rektor pada kesempatan tersebut menyatakan kegembiraannya atas kedatangan anggota dewan, karena selama ini banyak yang ingin disampaikan tetapi jaringan komunikasi dengan pihak-pihak terkait   tidak berjalan mulus. Rektor selain menjelaskan tentang program-program yang sedang dilakukan UNY antara lain ISO nisasi, pendiriam Museum Pendidikan, perintisan  pengolahan sampah, tertib kampus, Rektor juga meminta perhatian anggota Dewan tentang Pelaksanaan Sertifikasi Guru, Pemberantasan Buta Aksara dan Sekolah Unggulan. Terkait dengan sertifikasi guru, Rektor minta agar DPRD memikirkan nasib guru-guru yang belum lulus S1 (sarjana)  mau diapakan. Sedangkan yang sudah lulus S1 perlu ada semacam kontrol dan kendali sebagai guru yang disebut professional.
            Rektor juga prihatin dengan masih banyaknya masyarakat DIY yang buta aksara. Sebagai kota pendidikan sangat tidak pantas kalau DIY masuk peringkat 10 yang buta aksara. Rektor menawarkan agar  UNY serta perguruan tinggi lain diajak bekerjasama memberantas buta aksara tersebut.  Demikian juga dengan persoalan guru-guru yang harus sekolah lagi, Rektor menawarkan alumni UNY dapat dijadikan guru magang selagi guru kelasnya kuliah lagi. Sedangkan terkait dengan sekolah unggulan yang sangat sedikit (SMAI, SMA3, SMA8) , Rektor minta perhatian anggota dewan untuk  memikirkan bagaimana menambah dan memperluas sekolah lainnya agar jadi unggulan. (lensa)