Senin, 13 Maret 2017

TOKOH MASYARAKAT MERGANGSAN MINTA BERSIHKAN NKRI DARI KOMUNISME DAN PKI



            Dalam jaring aspirasi reses anggota DPD RI dari DIY, H. Cholid Mahmud di Pendopo Kelurahan Wirogunan pada Ahad sore, 12 Maret 2017, tokoh masyarakat Mergangsan meminta Pemerintah, TNI dan anggota Dewan berjuang untuk membersihkan NKRI dari paham komunis dan PKI. “Pilihan kita hanya satu: Bersihkan NKRI dari komunisme dan PKI atau mereka akan leluasa memporakporandakan Negeri kita,” demikian aspirasi tertulis Ibu Kartini Trihastuti dari Mergangsan Lor, Wirogunan, Kota Yogyakarta.

Sementara itu, Pakdhe Burhan dari Brontokusuman mengungkapkan bahwa beliau dan kawan-kawannya dari FAKI (Front Anti  Komunis Indonesia) telah berkali-kali menjadi saksi hidup kebangkitan kembali PKI di berbagai tempat. “Saya yang sudah tua ini bersama teman-teman saya sudah sering membubarkan forum-forum mereka. PKI itu telah tiga kali mengkhianati NKRI. Mereka juga melanggar ideologi Pancasila dan hukum positif Negara. Tap MPR nomor I/MPR/2003 pasal 2 yang menegaskan tetap berlakunya Ketetapan MPRS nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan Penyebaran Faham Atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme di Seluruh Wilayah Indonesia itu bagi kami sudah harga mati. Jangan diutak-atik lagi apalagi dicabut keberadaannya! Karena pihak PKI bertahun-tahun berusaha ingin menghapus Ketetapan ini!”, tegasnya..
Menurut Pakdhe Burhan, jika anasir-anasir komunis/PKI itu dibiarkan leluasa bergentayangan di Negeri ini, mereka akan memutarbalikkan fakta sejarah, serta menyebarkan berita hoax dan profokatif. Mereka juga akan mengadudomba antarummat beragama dan antarelemen bangsa, menisthakan agama dan melecehkan para ulamanya. Bahkan, pada babak berikutnya tak segan-segan mereka akan melakukan pembantaian keji kepada lawan-lawan politiknya, khususnya ummat Islam dan TNI seperti terjadi pada tahun 1965. Sesungguhnya mereka lah yang memulai melakukan penyiksaan dan pembantaiaan kepada para ulama Islam di berbagai daerah. Mereka lah terlebih dahulu menculik dan membantai para petinggi TNI di Jakarta lalu Ummat Islam dan TNI menggelar Gestop (Gerakan 1 Oktober 1965) untuk menghentikan gerakan mereka. Sungguh, bukan tidak mungkin, hal ini akan terjadi lagi jika kita tidak mewasdai dan melakukan tindakan nyata sejak dini!” jelasnya.
Mendengar penuturan Pakdhe Burhan, H. Cholid Mahmud mengucapkan terima kasih karena Pakdhe Burhan  telah mengingatkan kita semua. “Inilah contoh langka sosok kesepuhan yang patut diteladani oleh generasi sekarang. Meski sudah sepuh semangat perjuangannya masih tetap menyala berkobar-kobar. Semoga kita semua yang muda-muda ini bisa seperti beliau,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah para peserta jaring aspirasi sore itu.
Selain permasalahan pembersihan NKRI dari komunisme dan PKI, mucul pula permasalah aktual lainnya dalam reses di kampung Mergangsan Kidul ini. Di antaranya, masalah Polri sebagai lembaga independen harus bersikap netral dalam Pildaka. Polri jangan mau didikte seolah-olah calon Gubernur atau para pengusaha; Masalah kedaulatan dan martabat bangsa  jangan dijual ke Negara asing. Masalah penggunaan gadjet dan penyebaran pornografi di kalangan anak-anak kecil juga masalah menyebaran berita-berita yang tidak benar (hoax), mohon segera dicegah karena akan membingungkan dan membuat masyarakat resah/gelisah. Masalah peningkatan keamanan dan penegakan hukum secara tegas tidak pandang bulu karena banyak kasus pembacokan atau nglithih yang meresahkan masyarakat. dan masalah masalah lain. (MIS)