Jumat, 12 Agustus 2016

Cholid Mahmud Reses: Menjaring Aspirasi Tetangga Sendiri


Cholid Mahmud Reses:
Menjaring Aspirasi Tetangga Sendiri


“Sengaja reses kali ini, kita sempatkan menjaring aspirasi tetangga sendiri. Hal ini kita maksudkan di antaranya untuk memenuhi rasa keadilan dan menghindari ‘kecemburuan’ masyarakat di lingkungan yang saya tinggali. Selama ini saya bisa reses menjaring aspirasi masyarakat hingga ke pelosok-pelosok desa dan pucuk-pucuk gunung di DIY, masak aspirasi tetangga sendiri tidak didengarkan…”. Demikian pengantar reses yang disampaikan anggota DPD RI dari DIY, H. Cholid Mahmud dalam acara jaring aspirasi dan silaturrahim warga RT 04, di Serambi Rumah Bapak Dr. H. Mardjoko Idris, M.Ag., Dusun Jomblangan, Banguntapan, Bantul Kamis malam (11/8).
Suasana serambi rumah dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sujuk semilir tersebut malam itu meriah dipenuhi para tetangga Pak Haji Cholid Mahmud yang dikenal juga seorang ustadz ini. Para tetangga dan masyarakat di lingkungan sekitarnya tampak bergembira dan sangat antusias memanfaatkan kesempatan langka ini. Maka aspirasi dan masukan baik lisan maupun tertulis bermunculan. Pak Haji Cholid pun dengan penuh perhatian mendengarkan semua masukan dan aspirasi masyarakat tersebut.
Aspirasi dan masukan yang mengemuka di antaranya menggugah peningkatan kepedulian Pemerintah, khususnya keseriusan aparat terhadap penyakit masyarakat seperti pemberantasan miras, perjudian, dan prostitusi; pemberian saksi yang lebih berat terhadap penegak hukum yang terlibat penyakit masyarakat; pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan di tengah kota membuat jalan di sekitarnya semakin macet; mohon perbaikan regulasi, karena siaran televisi kita terlalu banyak sinetron yang kurang mendidik anak-anak, Piye iki Indonesia koq malah mengimport jerohan dari Negara lain. Apakah tidak malu padahal jerohan di sana dibuang bahkan untuk makanan anjing; dan masih banyak lagi masukan lainnya.
Bahkan yang juga menarik, ada salah satu warga RT 04 yang berada di barisan belakang, drg. Sapto Rini mengusulkan “Mbok anggota DPD RI selalu menjaga kesehatan dirinya. Anjuran-anjuran dokter mbok dipatuhi…. Hal ini penting agar para anggota DPD RI dapat menjalankan amanah dengan baik. Ingat anggota DPD itu asset ummat dan bangsa serta harapan keluarganya juga lho!” serunya. Terhadap aspirasi yang satu ini, H. Cholid Mahmud hanya senyam-senyum dan menanggapi sambil terkekeh, “Injih Bu Dokter…. Matur nuwun…. He he he…”. “Tenan lho….” Tegas Bu Rini yang juga istri Pak Cholid sendiri itu. Weleh weleh… apik tenan…. (MIS)

Cholid Mahmud Reses: Menjaring Aspirasi Tetangga Sendiri


Cholid Mahmud Reses:
Menjaring Aspirasi Tetangga Sendiri


“Sengaja reses kali ini, kita sempatkan menjaring aspirasi tetangga sendiri. Hal ini kita maksudkan di antaranya untuk memenuhi rasa keadilan dan menghindari ‘kecemburuan’ masyarakat di lingkungan yang saya tinggali. Selama ini saya bisa reses menjaring aspirasi masyarakat hingga ke pelosok-pelosok desa dan pucuk-pucuk gunung di DIY, masak aspirasi tetangga sendiri tidak didengarkan…”. Demikian pengantar reses yang disampaikan anggota DPD RI dari DIY, H. Cholid Mahmud dalam acara jaring aspirasi dan silaturrahim warga RT 04, di Serambi Rumah Bapak Dr. H. Mardjoko Idris, M.Ag., Dusun Jomblangan, Banguntapan, Bantul Kamis malam (11/8).
Suasana serambi rumah dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sujuk semilir tersebut malam itu meriah dipenuhi para tetangga Pak Haji Cholid Mahmud yang dikenal juga seorang ustadz ini. Para tetangga dan masyarakat di lingkungan sekitarnya tampak bergembira dan sangat antusias memanfaatkan kesempatan langka ini. Maka aspirasi dan masukan baik lisan maupun tertulis bermunculan. Pak Haji Cholid pun dengan penuh perhatian mendengarkan semua masukan dan aspirasi masyarakat tersebut.
Aspirasi dan masukan yang mengemuka di antaranya menggugah peningkatan kepedulian Pemerintah, khususnya keseriusan aparat terhadap penyakit masyarakat seperti pemberantasan miras, perjudian, dan prostitusi; pemberian saksi yang lebih berat terhadap penegak hukum yang terlibat penyakit masyarakat; pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan di tengah kota membuat jalan di sekitarnya semakin macet; mohon perbaikan regulasi, karena siaran televisi kita terlalu banyak sinetron yang kurang mendidik anak-anak, Piye iki Indonesia koq malah mengimport jerohan dari Negara lain. Apakah tidak malu padahal jerohan di sana dibuang bahkan untuk makanan anjing; dan masih banyak lagi masukan lainnya.
Bahkan yang juga menarik, ada salah satu warga RT 04 yang berada di barisan belakang, drg. Sapto Rini mengusulkan “Mbok anggota DPD RI selalu menjaga kesehatan dirinya. Anjuran-anjuran dokter mbok dipatuhi…. Hal ini penting agar para anggota DPD RI dapat menjalankan amanah dengan baik. Ingat anggota DPD itu asset ummat dan bangsa serta harapan keluarganya juga lho!” serunya. Terhadap aspirasi yang satu ini, H. Cholid Mahmud hanya senyam-senyum dan menanggapi sambil terkekeh, “Injih Bu Dokter…. Matur nuwun…. He he he…”. “Tenan lho….” Tegas Bu Rini yang juga istri Pak Cholid sendiri itu. Weleh weleh… apik tenan…. (MIS)

Rabu, 03 Agustus 2016

Reses di Dlingo: Cholid Mahmud Dibrontong Curhat Masyarakat



Reses di Dlingo:
Cholid Mahmud Dibrontong Curhat Masyarakat

            “Bapak Ibu, sebagai salah satu anggota DPD RI dari DIY, kami sengaja sowan silaturrahim ke Desa Terong, Dlingo ini ingin mendengar dan melihat langsung peta permasalahan Negeri kita dari potret permasalahan masyarakat bawah. Kami yakin, masyarakat Desa biasanya jujur  dan berkenan menyampaikan apa adanya aspirasi dan permasalahan yang membelit mereka. Mangga…. Silakan aspirasi Panjenengan disampaikan atau ditulis dalam lembar aspirasi yang telah kami sediakan….” Demikian “pancingan” anggota DPD RI dari DIY, H. Cholid Mahmud dalam acara Jaring Aspirasi Masyarakat di Balai Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Bantul pada Selasa siang, 2 Agustus 2016.
            Bagaikan kran air dibuka, mendengar “pancingan pengantar” anggota Komite I DPD RI ini, peserta jaring aspirasi menghujani masukan dan bahkan curhat atas permasalahan mereka. Pak Haji yang hobbi berkopiyah putih ini pun tampak bersemangat mendengar dan mencatat  aspirasi dan masukan para peserta. Baginya, menjaring dan mengkawal aspirasi juga salah satu tugas konstitusional anggota DPD RI yang harus diembannya.
            Permasalahan yang hampir terjadi di mana-mana terungkap dari lisan dan aspirasi tertulis warga masyarakat pesosok DIY  itu, di antaranya: permohonan pendataan ulang penerima BLT dan KIS yang salah sasaran, permohonan bantuan benih unggul dan permohonan distribusi pupuk diperlancar untuk petani, permohonan pelatihan ketrampilan untuk pemuda desa dan para pengangguran, dan permohonan tunjangan kepada Pak RT, mengingat sekarang sulit sekali menemukan warga yang mau menjadi Ketua RT, bagaiman solusi bagi perusahaan yang masih menerapkan UMK masih dibawah standar dan perusahaan lebih suka karyawan kontrak/outsourching dengan dalih sesuai kemampuan perusahaan dan lain-lain.
            Bapak Kasyanto, dari Dusun Rejosari, Desa Terong mengungkap keperihatinannya. “Bagaimana tindak lanjut guru-guru PAUD di pelosok desa maupun kota yang sudah lama “berjuang” mengajar, dengan insentif sangat kecil, hanya Rp100.000. Rakyat menagih janji Wapres Jusuf Kalla yang dalam kampanyenya dulu akan memperjuangkan dan menyejahterakan para guru PAUD. Mana kenyataannya?. Begitu pula kesejahteraan para muballigh/ustadz-ustadzah dan guru TPA yang sudah bertahun-tahun berjuang mencerdaskan anak-anak di lingkungannya. Mengapa dari tahun ke tahun koq hanya wacana dan rencana, tak pernah nyata?” keluhnya.
Seorang penyuluh pertanian (THL-TB) yang tidak mau disebut namanya curhat kegelisahan dirinya, “Bapak, saya sudah berjuang selama 9 tahun menjadi penyuluh pertanian di desa pelosok ini. Mbok mohon saya dan teman-teman diangkat menjadi ASN. Terimakasih bapak atas perhatiannya”. Bapak Suwardi, mengungkap hal senada, “Kami mewakili dari teman-teman PHL yang bekerja di Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten  Bantul sebagai petugas kebersihan. Untuk peningkatan taraf hidup kami kemohon kesejahteraan kami diperhatian. Syukur-syukur Pemerintah berkenan mengangkat kami menjadi PNS. Dengan adanya reses ini semoga cita-cita dan keinginan kami bisa ditindaklanjuti ke pihak terkait ya Pak”.
Lain halnya dengan Bapak Walidja dari Kebokuning, Terong, Dlingo. Pada kesempatan reses H. Cholid Mahmud yang baginya sangat istimewa ini, beliau menyampaikan kondisi sarana dan prasaran di Pedukuhannya. “Kami mohon perhatian Pemerintah terhadap kondisi jalan Terong ke Mangunan karena jalan itu merupakan jalan menuju ke obyek-obyek wisata yang favorit. Mohon juga diperjuangkan penyempurnaan Jalan Cinomati yang merupakan jalan tembus antara Kecamatan Dlingo dan Kecamatan Pleret. Di samping itu, kami juga mohon diperjuangkan pengadaan air bersih di Pedukuhan Kebokuning RT 04 karena sumur bor yang ada sekarang airnya tidak mencukupi digunakan seluruh warga RT 04 Kebokuning. Selama ini Pemerintah hanya berjanji tidak kunjung realiasasi. Alasannya di antaranya biaya pencarian titik geolistik tidak murah katanya.”
Menanggapi aspirasi, masukan, dan curhat masyarakat tersebut, H. Cholid Mahmud terlihat thelek-thelek. Pak Haji Cholid mengucapkan banyak terima kasih dan berkomitmen untuk menyampaikan kepada pihak-pihak yang terkait. “Hal-hal yang berkait langsung dengan ketugasan kami sebagai anggota DPD RI Insya Allah kami tidaklanjuti sesuai dengan mekanisme dan kewenangan kami sebagai legislatif perwakilan daerah....” demikian ungkapnya.
Adapun mengenai bantuan sumur bor, karena Pemerintah sudah menyanggupi, diam-diam secara pribadi Pak Haji yang suka berpakaian dan berkopiah putih ini berkenan menyumbang biaya  pengecekan geolistik di dua titik. Semoga bantuan sumur bersih dari Pemerintah itu bisa segera terrealisasi dan memberi berkah khususnya kepada masyarakat di Pedukuhan Kebokuning, Desa Terong, Kabupaten Bantul. Aamiin. (MIS)