Reses di
Dlingo:
Cholid
Mahmud Dibrontong Curhat Masyarakat
“Bapak
Ibu, sebagai salah satu anggota DPD RI dari DIY, kami sengaja sowan silaturrahim ke Desa Terong,
Dlingo ini ingin mendengar dan melihat langsung peta permasalahan Negeri kita
dari potret permasalahan masyarakat bawah. Kami yakin, masyarakat Desa biasanya
jujur dan berkenan menyampaikan apa adanya
aspirasi dan permasalahan yang membelit mereka. Mangga…. Silakan aspirasi Panjenengan disampaikan atau ditulis
dalam lembar aspirasi yang telah kami sediakan….” Demikian “pancingan” anggota
DPD RI dari DIY, H. Cholid Mahmud dalam acara Jaring Aspirasi Masyarakat di
Balai Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Bantul pada Selasa siang, 2 Agustus 2016.
Bagaikan kran air dibuka, mendengar “pancingan pengantar” anggota Komite I DPD
RI ini, peserta jaring aspirasi menghujani masukan dan bahkan curhat atas
permasalahan mereka. Pak Haji yang hobbi berkopiyah putih ini pun tampak bersemangat mendengar dan mencatat aspirasi dan masukan para peserta. Baginya,
menjaring dan mengkawal aspirasi juga salah satu tugas konstitusional anggota
DPD RI yang harus diembannya.
Permasalahan yang hampir terjadi di mana-mana terungkap
dari lisan dan aspirasi tertulis warga masyarakat pesosok DIY itu, di antaranya: permohonan pendataan ulang
penerima BLT dan KIS yang salah sasaran, permohonan bantuan benih unggul dan
permohonan distribusi pupuk diperlancar untuk petani, permohonan pelatihan
ketrampilan untuk pemuda desa dan para pengangguran, dan permohonan tunjangan
kepada Pak RT, mengingat sekarang sulit sekali menemukan warga yang mau menjadi
Ketua RT, bagaiman solusi bagi perusahaan yang masih menerapkan UMK masih dibawah standar dan
perusahaan lebih suka karyawan kontrak/outsourching dengan dalih sesuai
kemampuan perusahaan dan lain-lain.
Bapak Kasyanto,
dari Dusun Rejosari, Desa Terong mengungkap keperihatinannya. “Bagaimana tindak lanjut guru-guru PAUD di pelosok desa
maupun kota yang sudah lama “berjuang” mengajar, dengan insentif sangat kecil,
hanya Rp100.000. Rakyat menagih janji Wapres Jusuf Kalla yang dalam kampanyenya
dulu akan memperjuangkan dan menyejahterakan para guru PAUD. Mana
kenyataannya?. Begitu pula kesejahteraan para
muballigh/ustadz-ustadzah dan guru TPA yang sudah bertahun-tahun berjuang mencerdaskan
anak-anak di lingkungannya. Mengapa dari tahun ke tahun koq hanya wacana dan
rencana, tak pernah nyata?” keluhnya.
Seorang penyuluh pertanian (THL-TB) yang tidak mau
disebut namanya curhat kegelisahan dirinya, “Bapak, saya sudah berjuang selama
9 tahun menjadi penyuluh pertanian di desa pelosok ini. Mbok mohon saya dan teman-teman diangkat menjadi ASN. Terimakasih
bapak atas perhatiannya”. Bapak Suwardi, mengungkap hal senada, “Kami mewakili dari teman-teman PHL yang bekerja di Kantor Pengelolaan
Pasar Kabupaten Bantul sebagai petugas
kebersihan. Untuk peningkatan taraf hidup kami kemohon kesejahteraan kami
diperhatian. Syukur-syukur Pemerintah berkenan mengangkat kami menjadi PNS.
Dengan adanya reses ini semoga cita-cita dan keinginan kami bisa
ditindaklanjuti ke pihak terkait ya Pak”.
Lain halnya dengan Bapak Walidja
dari Kebokuning, Terong, Dlingo. Pada kesempatan reses H. Cholid Mahmud yang
baginya sangat istimewa ini, beliau menyampaikan kondisi sarana dan prasaran di
Pedukuhannya. “Kami mohon perhatian Pemerintah terhadap kondisi jalan Terong ke Mangunan karena jalan itu
merupakan jalan menuju ke obyek-obyek wisata yang favorit. Mohon juga diperjuangkan
penyempurnaan Jalan Cinomati yang merupakan jalan tembus antara Kecamatan
Dlingo dan Kecamatan Pleret. Di samping itu, kami juga mohon diperjuangkan
pengadaan air bersih di Pedukuhan Kebokuning RT 04 karena sumur bor yang ada
sekarang airnya tidak mencukupi digunakan seluruh warga RT 04 Kebokuning.
Selama ini Pemerintah hanya berjanji tidak kunjung realiasasi. Alasannya di
antaranya biaya pencarian titik geolistik tidak murah katanya.”
Menanggapi aspirasi, masukan, dan curhat masyarakat
tersebut, H. Cholid Mahmud terlihat thelek-thelek.
Pak Haji Cholid mengucapkan banyak terima kasih dan berkomitmen untuk
menyampaikan kepada pihak-pihak yang terkait. “Hal-hal yang berkait langsung
dengan ketugasan kami sebagai anggota DPD RI Insya Allah kami tidaklanjuti
sesuai dengan mekanisme dan kewenangan kami sebagai legislatif perwakilan
daerah....” demikian ungkapnya.
Adapun mengenai bantuan sumur bor, karena Pemerintah
sudah menyanggupi, diam-diam secara pribadi Pak Haji yang suka berpakaian dan
berkopiah putih ini berkenan menyumbang biaya
pengecekan geolistik di dua titik. Semoga bantuan sumur bersih dari
Pemerintah itu bisa segera terrealisasi dan memberi berkah khususnya kepada
masyarakat di Pedukuhan Kebokuning, Desa Terong, Kabupaten Bantul. Aamiin.
(MIS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar