Sementara itu,
Pakdhe Burhan dari Brontokusuman mengungkapkan bahwa beliau dan
kawan-kawannya dari FAKI (Front Anti
Komunis Indonesia) telah berkali-kali menjadi saksi hidup
kebangkitan kembali PKI di berbagai tempat. “Saya yang sudah tua ini bersama
teman-teman saya sudah sering membubarkan forum-forum mereka. PKI itu telah
tiga kali mengkhianati NKRI. Mereka juga melanggar ideologi Pancasila dan hukum
positif Negara. Tap MPR nomor
I/MPR/2003 pasal 2 yang menegaskan tetap berlakunya Ketetapan MPRS nomor
XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan Penyebaran Faham Atau Ajaran
Komunisme/Marxisme-Leninisme di Seluruh Wilayah Indonesia itu bagi kami sudah
harga mati. Jangan diutak-atik lagi apalagi dicabut keberadaannya! Karena pihak PKI
bertahun-tahun berusaha ingin menghapus Ketetapan ini!”,
tegasnya..
Menurut Pakdhe Burhan, jika anasir-anasir komunis/PKI itu dibiarkan leluasa
bergentayangan di Negeri ini, mereka akan memutarbalikkan fakta sejarah, serta menyebarkan
berita hoax dan profokatif. Mereka juga akan mengadudomba antarummat beragama
dan antarelemen bangsa, menisthakan agama dan melecehkan para ulamanya. Bahkan,
pada babak berikutnya tak segan-segan mereka akan melakukan pembantaian keji
kepada lawan-lawan politiknya, khususnya ummat Islam dan TNI seperti terjadi
pada tahun 1965. Sesungguhnya mereka lah yang memulai melakukan penyiksaan dan
pembantaiaan kepada para ulama Islam di berbagai daerah. Mereka lah terlebih
dahulu menculik dan membantai para petinggi TNI di Jakarta lalu Ummat Islam dan
TNI menggelar Gestop (Gerakan 1 Oktober 1965) untuk menghentikan gerakan mereka. Sungguh,
bukan tidak mungkin, hal ini akan terjadi lagi jika kita tidak mewasdai dan
melakukan tindakan nyata sejak dini!” jelasnya.
Mendengar penuturan Pakdhe Burhan, H.
Cholid Mahmud mengucapkan terima kasih karena Pakdhe Burhan telah
mengingatkan kita semua. “Inilah contoh langka sosok kesepuhan yang patut
diteladani oleh generasi sekarang. Meski sudah sepuh semangat perjuangannya
masih tetap menyala berkobar-kobar. Semoga kita semua yang muda-muda ini bisa
seperti beliau,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah para peserta jaring aspirasi sore itu.
Selain
permasalahan pembersihan NKRI dari komunisme dan PKI, mucul pula permasalah aktual
lainnya dalam reses di kampung Mergangsan Kidul ini. Di antaranya, masalah Polri sebagai lembaga independen harus bersikap netral
dalam Pildaka. Polri
jangan mau didikte seolah-olah calon
Gubernur atau para pengusaha; Masalah kedaulatan dan martabat bangsa jangan dijual ke Negara asing. Masalah penggunaan gadjet dan
penyebaran pornografi di kalangan anak-anak kecil juga masalah menyebaran berita-berita yang tidak benar
(hoax), mohon segera dicegah karena akan membingungkan dan
membuat masyarakat
resah/gelisah. Masalah peningkatan keamanan dan penegakan hukum
secara tegas tidak pandang bulu karena banyak kasus pembacokan atau nglithih yang meresahkan masyarakat. dan masalah masalah lain. (MIS)