Sosialisasi oleh MPR di Omah Tabon, Desa Wisata Krembangan, Panjatan, Kulon Progo |
“Penegakkan
moral Pancasila dewasa ini sangat memprihatinkan. Lebih cilaka lagi
pelanggaran moral ini dilakukan secara terang-terangan oleh para pejabat dan
penegak hukum yang semestinya menjadi penjaga moral Pancasila dalam
menjalankan roda pemerintahan. Merebaknya praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme, dan mafia hukum menjadi sumber permasalahan bangsa bangs akita dewasa ini. Hal ini menunjukkan bahwa ada
fenomena menguat aparat
pemerintahan dan penegak hukum dalam
bekerja cenderung tidak lagi mengindahkan nilai-nilai moral Pancasila.”
Demikian diungkapkan
Anggota MPR RI dari DIY, H. Cholid Mahmud dalam acara Sosialisasi Tata
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka
Tunggal Ika Tahap Ketiga, Tahun Program 2022 pada Senin, 6 Juni 2022, sore. Kegiatan ini
digelar di Pendopo,
“Omah Tabon Resto & Outbound Area” Pedukuhan IV, Desa Wisata Krembangan,
Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo dan diikuti oleh perwakilan pemuda dan tokoh
masyarakat dari berbagai Kapanewonan di Kulon Progo.
Menurut
H. Cholid Mahmud, Pancasila
sebagai dasar negara harus menjadi landasan filosofis yang menuntun kehidupan
dalam berbangsa dan bernegara dalam berbuat dan bertindak sesuai dengan
cita-cita dan tujuan negara. Nilai-nilai Pancasila inilah yang menjadi kekuatan moral, motivasi dan inspirasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Moral
Pancasila sudah semestinya
dijadikan acuan dalam berperilaku, bertindak dan membuat kebijakan serta
kehidupan sehari-hari. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa
seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia
serta membimbingnya dalam mengejar kemajuan kehidupan menuju masyarakat
Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.”
Cholid Mahmud mengatakan bahwa jika generasi tua sulit diharapkan lagi, maka pemuda harus tampil ke depan, karena pada pundak
para pemuda melekat harapan dan masa
depan bangsa Indonesia. Harapan ini semakin penting mengingat negara
Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030-an, yakni di
masa itu diprediksi usia produktif lebih mayoritas daripada usia
nonproduktif.
“Saya berharap betul bahwa pemuda-pemuda yang bersemangat inilah bisa mewarisi dan mampu menegakkan nilai-nilai moral Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta dalam menjalankan roda pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke depan,” pungkasnya. (SH/MIS).