“Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan pemudanya. Mereka yang akan menentukan wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala kontes kehidupan. Jika pemuda dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka sangat disayangkan nasib bangsa itu nantinya. Oleh karena itu, para pemuda kader bangsa harus diberi pendidikan dan pembinaan secara saksama, baik di lingkungan sekolah, di jaringan komunitas pergaulannya, maupun di lingkungan keluarganya sendiri.”
Demikian diungkapkan Anggota MPR RI dari DIY, H. Cholid Mahmud dalam sambutanpembuka kegiatana
Sosialisasi Tata Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Ruang Serbaguna,
Gedung Kantor DPD RI DIY, Jalan Kusumanegara 133, Kota Yogyakarta pada Sabtu,
16 April 2022 sore. Kegiatan yang diikuti perwakilan pemuda dan tokoh
masyarakat Kota Yogyakarta dan sekitarnya ini juga menghadirkan Wakil Walikota
Yogyakarta, Drs. H. Heroe Poerwadi, M.A. sebagai narasumber.
Cholid juga mengingatkan pendidikan dan pembinaan
adalah kunci dan solusi terhapan permasalahan generasi mud akita. Jangan sampai
pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak memberi perhatikan
yang serius terhadap masa depan pemudanya. Apalagi hanya mementingkan
kepentingan pribadi pengelola dan golongannya saja. Artinya, diperlukan
pendidikan dan pembinaan yang menyeluruh dari pendidikan keimanan, pendidikan akhlaq,
Pendidikan intelektual, pendidikan kejiwaan (psikologi), pendidikan kepribadian
sampai pendidikan politik kebangsaan. “Tanpa adanya peranan besar generasi muda
pemuda Indonesia maka bangsa Indonesia sulit mengalami perubahan dan akan mudah
pula kehilangan identitas. Peran pemuda semakin penting dan strategis
mengingat Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030-an,”
kata Cholid.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2019, penduduk usia produktif masih mendominasi. Persentase laki-laki dan
perempuan di usia produktif (15-64 tahun) sekitar 67,6 persen. Sedangkan penduduk
usia belum produktif hanya sekitar 26-27 persen. Inilah tantangan bagi
Indoensia dalam menegakkan moral Pancasila di kalangan pemuda millenial dan
zenial ini. Pemuda jaman now memiliki kekhasan tersendiri dan
karakter yang lebih terbuka. Era informasi dan abad 21 ditandai dengan
kelimpahan informasi yang tidak terbendung lingkupnya. Kelimpahan
informasi ini bisa menjadi keberkahan sekaligus potensi bencana bagi anak-anak
muda kita,” tambahnya.
Cholid
juga menegaskan, di sinilah peran Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pancasila sebagai ideologi negara, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan
nasional yang meliputi aspek etika/moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang
berlandaskan dasar negara, Pancasila dan konstitusi negara, Undang-Undang Dasar
NRI Tahun 1945.
“Etika moral sosial budaya ini sekarang teruji dengan
interaksi-interaksi yang semakin terbuka dan vulgar dengan kemajuan teknologi
digital. PR kita adalah pemberi pebekalan yang memadai generasi muda, sehingga kemajuan
teknologi digital itu diharapkan justru menguatkan nilai-nialai etika moral,
dan bukan malah menggerus nilai-nilai adiluhung dan kepribadian luhur bangsa
Indonesia.” tandasnya. (SH/MIS)