H. Cholid Mahmud, M.T., Ketua Komite IV DPD RI |
Ketua
Komite IV DPD RI Cholid Mahmud mengatakan bahwa anggota DPD RI seluruh
Indonesia setelah mempelajari kondisi masyarakat yang mengalami kesulitan
akibat rencana kenaikan harga BBM maka meminta kepada pemerintah untuk
membatalkan rencana kenaikan BBM. Idealnya menurut Cholid
kenaikan BBM seharusnya dengan mempersiapkan infrastruktur terlebih dahulu
sehingga jika BBM naik dan subsidi dikurangi maka masyarakat sudah mempunyai
alternatif.
Meski
Dampak pengurangan subsisdi tidak dapat dihindari, dan berakibat pada kenaikan
harga BBM. Akan tetapi, lanjut Cholid Mahmud, “tidak seharusnya akibat kenaikan
BBM di pasaran dunia akan diakomodasi oleh RUU APBN-P TA 2012, Untuk itu harus
dilakukan solusi dengan meningkatkan penerimaan negara dan penghematan belanja
atau pengeluaran negara”.
Untuk
diketahui bahwa, Peningkatan penerimaan negara saat ini didominasi oleh
penerimaaan pajak. Dalam RUU APBN-P TA 2012, penerimaan pajak justru turun
sejumlah Rp. 20.832,3 milyar yaitu, penerimaan pajak berdasarkan APBN TA 2012
sebesar Rp. 1.032.570,2 dan penerimaaan pajak bedasarkan RUU APBN-P TA 2012 Rp.
1.011.737,9.
Kebijakan
tersebut adalah tidak rasional mengingat bahwa akhir-akhir ini sedang dilakukan
pengawasan yang komprehensif terhadap pejabat pajak dan wajib pajak dalam
melaksanakan sistem perpajakan self assesment. Dari sisi penghematan belanja
negara, ternyata dalam RUU APBN-P TA 2012 terdapat kenaikan sejumlah Rp.
99.175,4 milyar untuk 13 K/L dan Non K/L yang meliputi belanja K/L Rp. 93.321,2
milyar dan belanja non K/L Rp. 26.728,0.
Penghematan
perlu dilakukan pengkajian ulang secara selektif untuik K/L dan non K/L, mana
yang perlu dikurangi. Bantuan langsung tunai sementara merupakan shok therapy
jangka pendek saja untuk mengatasi gejolak harga bagi masyarakat kecil. Untuk
itu besarnya bantuan jangan sampai terjadi kebocoran dengan mengupayakan
mekanisme yang tidak berbelit-blit serta transparan.
Untuk
jangka panjang agar dipersiapkan secara sungguh-sungguh alternatif pengganti
BBM ke BBG, serta mengembangkan diversifikasi energi seperti energi angin,
biofuel, energi yang baru dan kebijakan bauran energi (energi mix) serta
mengganti bahan bakar yang tersedia di Indonesia dengan harga murah. (mahendra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar